Fear of the future

Monday, December 01, 2014

source; google

"galuh, kamu pernah ngga takut sama masa depan kamu?"

pertanyaan yang tiba-tiba dan cukup bikin saya kaget juga sih. kenapa nih orang tiba-tiba nanya begini?

and this is my answer.

bohong kalo saya bilang saya tidak pernah takut dengan masa depan saya. justru karena "ia" berada di depan sana dan tidak terlihat saya jadi lebih takut. dan saya yakin setiap orang pun pasti pernah mengalaminya, takut akan masa depan dirinya. akan jadi apa saya dikemudian hari? akankah saya sukses? akankah saya bisa melanjutkan pendidikan saya?

dulu, ketika kuliah bahkan hingga semester akhir mendekati wisuda. semuanya masih berjalan sesuai dengan rencana, begitulah yang ada dalam pikiran saya. setahun kerja, kemudian melanjutkan S2. itu target saya. tapi kemudian Allah membalikkan jalan hidup saya. setahun sudah saya kerja tapi target untuk segera melanjutkan S2 masih seperti berada di awang-awang. meskipun terlihat masih belum jelas kapan saya akan melanjutkan pendidikan saya, satu hal yang pasti keinginan untuk melanjutkannya tetap ada. masalah waktu biar Allah yang menentukan kapan waktu yang tepat saya diberi kesempatan untuk kuliah lagi. yang penting keinginan itu terus ada dan ngga pernah putus diucap dalam doa.

kita diberi kesempatan untuk hidup di dunia hanya sekali (kecuali kalo percaya reinkarnasi sih), jadi penting buat saya memiliki target-target di masa depan. kalaupun target terlalu berat karena sepertinya harus banget kesampean. minimal kita harus punya harapan untuk masa depan. hanya sebagai pegangan you are in the right track of your life.

dia yang bertanya pertanyaan tadi memang tidak gamblang bilang kalau dia merasa takut akan masa depannya. (atau dia sebenernya ngomong tapi gue ngga denger yah). tapi intinya itulah yang saya tangkap dari percakapan kami  tadi. dia sepertinya merasa takut akan masa depannya. dia bilang secara usia dia sulit mencari pekerjaan baru. well dia memang belum terlalu berumur tapi usianya memang sudah limit menurut saya :p

saya pernah membaca sebuah quotes. dibilang kalau "kita tidak pernah terlalu tua untuk bermimpi". usia saya saat ini (uugh okay, saya harus mengakui ini) 23 tahun. saya punya mimpi untuk menjadi seorang penulis. tidak harus terkenal tapi paling tidak punya satu tulisan yang diterbitkan. usia 23 tahun dan menjadi penulis yang bahkan tidak tahu kapan mulai berani ngirim hasil tulisannya ke penerbit ditambah ngeliat usia penulis lainnya yang lebih muda dan karyanya sudah banyak yang diterbitkan, jujur, bikin jiper juga. sering banget terlintas di kepala, udah ketuaan nih gue kalo mulai ngirim-ngirim tulisan sekarang. jadi yaahh sejauh ini hanya berani menulis untuk dikonsumsi sendiri dan orang-orang terdekat aja (kecuali skripsi mungkin yang sekarang udah berdiri manis di rak perpustakaan kampus :p).

saya sampaikan ke dia sesuai dengan quotes tersebut. kita tidak pernah terlalu tua to set our goal. dia takut dengan masa depannya karena diusianya yang saat ini, ia belum memiliki pekerjaan yang settle. and it impact to his life. he terrified to start a relationship just because he fear he can't make his partner happy. dan kemudian saya ceritakan bagaimana ayah saya dahulu juga belum memiliki pekerjaan tetap ketika menikah dengan ibu saya. baru lah ayah saya bekerja di tempat yang tetap ketika sudah memiliki anaknya yang pertama. 

dari cerita ayah saya itu saya mendapat pelajaran bahwa rasa tanggung jawab bisa membuat seseorang memikirkan masa depannya dengan lebih baik. karena rasa tanggung jawab itulah ayah saya memutuskan untuk settle di perusahaan tersebut hingga saat ini. beliau bekerja dengan goalnya adalah tanggung jawab terhadap keluarganya.

last but not least, this is what i learned from our discussion. set your goal, walk on the right track, and let the God do the rest. don't fear of your future if you believe that God has a reason to put you in your track right now.

gals

ps. eventhough today is the first day of the last month, don't postpone until new year what can you set your goal now.

the journey

Friday, October 17, 2014

source: google


tiba-tiba seseorang berkata pada saya pagi ini, "kamu dua hari ini beda". setelah saya desak apa yang membuat saya berbeda, dia melanjutkan lagi, "kamu lebih acuh kalo naik (angkutan) umum".

mendengarnya saya tersenyum. 

entah kenapa saya senang dengan perjalanan dan sangat menikmatinya meskipun keadaan jalan di jakarta kadang tidak bersahabat (macet, penuh debu, makian dan teriakan kernet, atau banjir ketika hujan). ada banyak hal yang bisa saya renungkan ketika sedang berada di dalam angkutan umum atau dalam perjalanan. saya bisa leluasa memperhatikan banyak orang. memperhatikan lalu lalang, memperhatikan kemacetan, memperhatikan teriakan para kernet bus mencari penumpang, memperhatikan sumpah serapah para sopir, memperhatikan orang yang dua hari ini duduk disamping saya diangkutan umum :p, dan banyak hal lainnya.
 
saya suka dengan perjalanan. kadang, bukan karena tujuannya yang saya suka melainkan "perjalanan" itu sendiri. perjalanan itu ibaratnya adalah proses. proses untuk bisa sampai ke tempat tujuan.

dalam sebuah perjalanan kita punya banyak waktu untuk diri kita sendiri. kita bisa mengenal diri kita. apa yang kita inginkan, apa yang kita impikan, apa yang baik dari diri kita. apa yang buruk dari kita. perjalanan itu bisa membuat kita berpikir soal siapa kita.

perjalanan sama seperti "me time". semakin panjang sebuah perjalanan, kita semakin punya banyak waktu untuk diri kita. semakin banyak waktu untuk mengenal siapa kita.

dan karena "me time" inilah yang menyebabkan saya seperti acuh sama dia (:

gals

Filosofi bintang

Saturday, September 27, 2014

 
seorang teman pernah berkata,

"Kamu nggak akan bisa melihat bintang lain kalau di hadapanmu ada sebuah bintang yang cahayanya sangat terang"

seperti matahari disiang hari dan bintang-bintang dimalam hari. ketika matahari memberikan sinarnya diwaktu siang, semua benda langit lain akan kalah sinarnya oleh matahari. padahal bisa jadi diantara benda langit tersebut ada bintang yang memiliki sinar lebih terang dari matahari. hanya karena jaraknya jauh jadi bintang itu terkalahkan sinarnya.

ada kesempatan-kesempatan yang pada akhirnya berlalu begitu saja dalam hidup kita karena kita hanya fokus pada satu hal yang terlihat menonjol. seperti cahaya matahari tersebut. kita bertahan pada satu hal yang menurut kita baik dan mengabaikan hal lain yang bisa jadi lebih baik hanya karena kita tidak ingin mencoba hal baru.

beberapa waktu lalu saya pernah mengalami kebutaan ini. buta dengan kemilau bintang yang paling terang yang ada di hadapan saya. mereka yang ada disekitar saya sampai lelah menasihati saya karena saya terus menerus hanya memandang bintang terang ini, dan mengabaikan bintang lain yang terlihat redup. saya terlalu takut untuk melangkah dalam gelap. padahal mereka bilang dalam kegelapan justru kita bisa melihat bintang lain yang juga punya kemilau sama indahnya dengan bintang terang ini.

dan suatu hari ketika kemilau bintang terang sedang tidak seterang biasanya, saya melihat bintang redup ini bersinar. cahayanya tidak sekemilau si bintang terang, tapi sangat nyaman melihatnya berada di sana karena cahayanya tidak membutakan seperti si bintang terang. perlahan, saya berjalan menuju bintang redup ini. orang-orang disekitar saya pun menyemangati.

"ya, berjalanlah menuju si bintang redup. kau bilang, bintang terang membutakanmu bukan? tapi lihat apa yang dilakukan si bintang redup, cahayanya memang redup, tidak sekemilau bintang terang tapi ia tidak membutakanmu. ia tidak menyakitimu dengan sinarnya yang sangat kemilau seperti si bintang terang."

bintang redup menyambut saya. saya perlahan melupakan si bintang terang di belakang sana. saya tidak ingin lagi menjadi buta berada di dekat bintang terang. saya ingin berada di dekat bintang redup, meskipun redup tapi mampu membuat saya merasa nyaman, tidak membutakan. membuat saya dapat melihat keindahan langit malam lainnya.

semakin saya mengenal bintang redup, akhirnya saya mengetahui bahwa bintang redup juga memiliki bintang terangnya sendiri. sama seperti saya. bintang redup juga memiliki bintang terang yang membutakan dirinya. ketika saya datang mendekat padanya bintang redup juga sempat bahagia. kami tidak saling mengikat karena terkadang kami masih sedikit-sedikit melihat bintang terang kami. tapi saya akhirnya menyadari bahwa ini tidak adil untuk tetap melihat bintang terang sementara saya merasa nyaman berada di samping bintang redup. saya bertekad untuk tidak lagi melihat bintang terang dan fokus menjalani dengan bintang redup.

sesuatu yang aneh kemudian terjadi. tiba-tiba saja ada jarak super panjang diantara saya dan bintang redup. bintang redup terlihat mendekati bintang terangnya sendiri dan meninggalkan saya di belakangnya. mungkin karena kami sesama bintang redup jadi tidak mampu saling menyinari dengan lebih terang. kami sama-sama kekurangan cahaya. itulah sebabnya ia meninggalkan saya dan kembali ke bintang terangnya agar ia juga bisa menjadi bintang yang terang.

tidak ada yang bisa saya lakukan karena bintang redup sudah memutuskan begitu. diantara kami tidak ada ikatan apapun, hanya ada rasa nyaman jika berada di sampingnya jadi saya tidak bisa melarangnya ketika ia memilih menuju bintang terangnya. apa yang harus saya lakukan? kembali ke bintang terang saya? tidak. saya tidak ingin lagi menjadi buta berada di dekat si bintang terang. saya tidak akan kembali kepada si bintang terang kecuali jika Pencipta saya menghendaki. saya ingin tetap berada di tempat ini. di gelapnya angkasa, tapi mampu melihat sekeliling dengan lebih jelas, mampu melihat milyaran bintang lain yang terang dengan indahnya dan berharap suatu hari menemukan kembali bintang yang tidak terang namun mampu membuat saya nyaman berada di dekatnya.

gals

enjoy your life

Sunday, May 18, 2014

source: google

seorang teman pernah bertanya, "bagaiman caranya menikmati hidup?"

orang bilang hidup itu seperti sebuah roda. kadang kita berada di atas, kadang di bawah. ketika kita berada di atas, menikmati hidup adalah hal yang mudah karena merasa inilah hidup yang kita inginkan. kita memiliki jabatan tinggi, gaji yang tinggi, kekasih yang kita cintai, dan lain-lain yang intinya kita berada disituasi dimana segala hal mudah untuk dilakukan. tapi bagaimana ketika hidup sedang berada di bawah? kita akan menyalahkan hidup yang sepertinya selalu membuat sial. entah dipecat dari perusahaan, diputus oleh kekasih, dan lain-lain yang akhirnya membuat kita jatuh dan berlaku seakan hidup tidak ada nikmatnya sama sekali.

dan ketika kita sedang berada di bawah, pertanyaan seperti bagaimana caranya menikmati hidup biasanya sering muncul. bagaimana kita harus tetap bisa menikmati hidup disituasi yang sulit? disituasi yang mungkin bikin kita berpikir bahwa hidup tidak ada nikmat-nikmatnya sama sekali. meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan justru pertanyaan ini datang dari mereka yang sedang berada di atas. bisa jadi saking mudahnya mereka mendapatkan segala sesuatu, kemudahan tersebut bukan lagi nikmat. akhirnya mereka kehilangan makna "nikmat" itu sendiri.

dan inilah jawaban yang saya berikan ke teman tersebut.

for me, there are two answers for that question. the first one is laugh your self. laugh, not only when you are happy but also when you feel angry or sad. tidak salah memang untuk marah atau sedih dalam hidup. tapi larut dalam kemarahan dan kesedihan juga tidak baik, tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain. jadi ketika kita mengalami kesulitan hidup tertawai dirimu. bagaimana bisa hidupmu jatuh? bagaimana bisa kamu dipecat dari perusahaanmu? bagaimana bisa kamu mendapat nilai jelek di sekolah? bagaimana bisa draft skripsimu ditolak pembimbing?

pasti ada satu hal yang bisa kamu tertawai dari kesulitan tersebut. dan pertanyaan berikutnya ketika kamu berhasil menertawai dirimu adalah, "bagaimana saya bisa sebodoh ini sampai tidak menyadari kelemahan saya?"

and the second one is be grateful for everything of your life, whether in a good situation or not. grateful is about accepting your self the way it is. buat saya, tidak ada yang bisa mengalahkan sebuah rasa syukur. bahkan kesulitan hidup bisa terasa mudah ketika kita bersyukur dan menerima kesulitan tersebut dengan lapang dada. be your self will happen when you feel grateful to your self.

"the one who can laugh his/her self is a grateful people"

gals

you choose your happiness

Saturday, April 19, 2014


April. ternyata sudah memasuki bulan keempat saya bekerja di perpustakaan kementerian tersebut. awal Januari lalu saya sempat dilema memilih kembali melanjutkan kontrak di perpustakaan kampus atau mencoba ke perpustakaan lain. dan akhirnya, ya, saya memilih untuk mencoba jenis perpustakaan lain, perpustakaan khusus, perpustakaan kementerian. ini bukan pertama kalinya saya masuk ke perpustakaan kementerian karena sebelumnya pernah juga PKL di perpustakaan serupa hanya saja berbeda kementerian. bertemu orang baru lagi, lingkungan baru, dan manajemen perpustakaan yang juga baru.

awal masuk di sana sempat kaget dengan keadaan perpustakaannya. satu yang membuat saya kaget adalah sistem temu kembali perpustakaan tersebut. buat saya pribadi sistem temu kembali yang mereka miliki, jujur, parah. saya perhatikan satu-satu hanya sedikit sekali koleksi perpustakaan yang memiliki call number sebagai alat temu kembali yang paling mudah, jadi terkadang butuh waktu yang cukup lama untuk mencari buku yang dibutuhkan pemustaka karena saya harus melihat buku satu per satu. alhamdulillah kalo pemustakanya bisa mengerti, kalau pemustakanya tidak bisa mengerti agak sedih juga saya. pustakawan itu bukan dewa yang mampu mengingat ratusan atau ribuan judul buku di dalam perpustakaannya. that's why a library should have, at least, a good retrieval system and search tool to facilitate user to find their needs.

bulan pertama dan kedua jadi bulan-bulan yang paling berat buat saya. as i said before, saya harus bertemu dengan orang baru lagi, lingkungan baru lagi, manajemen yang baru, dan sistem kerja yang juga baru yang menuntut saya untuk beradaptasi dengan banyak hal. dengan orang-orang tersebut, dengan lingkungan tersebut, dengan manajemen dan sistem kerja tersebut, dengan perjalanan menuju kantor yang berat (seriously, the hardest part to have work in Jakarta is when you are in a train -and since college, i've a train user). bulan ketiga kemarin alhamdulillah sempet adem ayem karena saya mulai bisa menyesuaikan ritme kerja di sana dan sudah punya beberapa temen (i'm not a good friend-maker hahaha).

ketika kini sudah mulai agak seattle dengan pekerjaan di sana, dilema mulai muncul. faktanya, manusia itu makhluk yang tidak mudah puas. begitu juga dengan saya. pikiran untuk mencari pekerjaan yang "lebih" mulai agak menghantui. nggak kok bukan karena ngga betah, tapi karena kebutuhan. memang sekarang belum mencoba mencari-cari karena pikiran masih bercabang di dua, tiga hal dan seterusnya yang mana bikin saya berat mengambil keputusan. sudahi, lanjutkan, atau apa?

sampai beberapa saat lamanya saya tersesat di dalam rutinitas kerja yang baru tersebut. saya melupakan tujuan saya bekerja di perpustakaan itu. saya tidak tahu ingin melanjutkan pekerjaan saya ke mana. intinya saya merasa tersesat. aneh memang, tersesat di dalam diri saya sendiri, lagi. tidak mengenali diri sendiri. melupakan kebiasaan-kebiasaan lama.

ketika saya benar-benar merasa tersesat, tiba-tiba saja ada satu pikiran yang muncul. jadi ceritanya ketika kemarin sempat saya merasakan bosannya kerja. well, bukan dengan pekerjaannya tapi bosan dengan kegiatan sehari-hari saya. bangun tidur, ngantor, pulang, tidur lagi. kegiatan itu terus berulang dan semakin lama makin kehilangan "nyawa-nya". ketika sampai dititik terendah dalam kebosanan itu tiba-tiba saja kata-kata tersebut muncul di kepala. you choose your happiness. choose your happiness, gal, choose your happiness. ya, saya merasa tidak bahagia dengan rutinitas tersebut.

you choose your happiness. kamu memilih kebahagiaanmu sendiri. tersesat bukan berarti kamu kemudian tidak menemukan jalan untuk bahagia. justru kamu harus mencari cara sendiri untuk bahagia. dan itulah yang saya lakukan. saya tidak ingin terus menerus tersesat dalam rutinitas tersebut jadi saya mencoba melakukan kembali kegiatan-kegiatan yang sudah beberapa bulan ini saya tinggalkan dengan alasan lelah setelah pulang bekerja. i choose to be happy. saya tidak ingin berlama-lama tersesat dengan kebosanan dan rutinitas-rutinitas tersebut.

 source: Kawanku Facebook

akhirnya saya mulai menyediakan waktu kembali untuk melakukan hobi-hobi yang sempat saya tinggalkan beberapa minggu ini. saya mulai menyediakan waktu untuk membaca dan menulis kembali. bacaan yang saya baca sih masih termasuk ecek-ecek karena memang tujuannya untuk refreshing, jadi saya memilih untuk membaca kembali novel-novel yang sudah dibeli tapi belum sempat saya baca. saya juga mulai membuka kembali tulisan-tulisan saya di laptop yang kebanyakan terhenti di tengah jalan, sama dengan tulisan ini. ada kebahagiaan tersendiri ketika akhirnya bisa melakukan kegiatan-kegiatan ini lagi.

bahagia itu sederhana. saya setuju dengan pernyataan ini. nilai kebahagiaan tidak melulu diukur dengan uang. tapi jika memang kebahagiaan terukur dengan uang pun tidak masalah. toh yang penting kita bahagia, kan. kalau memang seseorang sedang ingin memiliki handphone canggih dan ia merasa bahagia setelah memilikinya ya silahkan saja. itu kan kebahagiaannya. tapi ada juga orang yang tidak perlu mengeluarkan uang untuk bahagia. misalnya seperti melakukan hobi-hobinya seperti menulis atau membaca. dan buat saya, ya, bahagia itu sederhana. sesederhana saya dapat melihat langit, sesederhana saya dapat melihat pesawat yang melintas, sesederhana saya bisa menulis kembali, dan sesederhana saya bisa melakukan hobi-hobi saya.

seorang teman pernah berkata simple sih, tapi ngena. bersyukur masih ada yang mengingatkan (:

"be happy of what you are.." - Galih

gals

i call him, Ayah..

Thursday, February 27, 2014


ia terlihat lelah, tapi juga tegar
ia terlihat gagah, tapi juga menyedihkan
ia membawa semuanya, memanggul semuanya.
membawa tanggung jawab, memanggul beban.

berat,
tapi ditahannya
lelah,
tapi dikuatkannya
semua demi tanggung jawab,
untuk anak, untuk istri, untuk keluarga,
untuk masa depan, dan untuk Tuhannya

ketika menatapnya, tiba-tiba air mata luruh
jatuh
teringat betapa keras ia bekerja
betapa keras ia berusaha
betapa keras ia berjuang
betapa keras ia bertanggung jawab
betapa keras ia bertahan

betapa kita, kerap kali mengecewakannya
membuatnya sedih
membuatnya marah

dan tiba-tiba kini ia berbalik.
memperlihatkan pundaknya yang tidak lagi gagah
tidak lagi kuat
mungkin renta
memperlihatkan pundaknya yang tidak lagi mampu berdiri tegak
tidak lagi mampu menantang dunia
bahkan mungkin membutuhkan kita untuk memapahnya

Jakarta, 27 Februari 2014 (10.34pm)

saya tidak bisa membuat puisi, dan ini mungkin juga tidak terrmasuk kategori puisi. tapi, ini adalah ungkapan jujur diri saya ketika tadi di perpustakaan kantor saya kedatangan tamu seorang bapak-bapak dari Bandung. seperti biasa, setiap kali ada tamu bertandang ke perpustakaan, mereka membutuhkan rujukan-rujukan yang diperlukannya. saya memberikan buku-buku rujukan yang dibutuhkannya dan beliau mengucapkan terima kasih. ketika beliau undur diri untuk pamit pergi saya mengantarnya hingga pintu perpustakaan. dan saya terus menatapnya hingga dia berbelok dan tidak terlihat dari hadapan saya.

ketika saya menatap bapak tersebut dari belakang, tiba-tiba saja saya teringat dengan ayah saya. teringat dengan pundaknya yang mungkin saat ini sudah sama rentanya dengan bapak tadi. jika selama ini saya selalu bersandar dipundak ayah saya, mungkin ini waktunya saya harus berkata pada beliau, "ayah, sudah cukup. sekarang, biar ayah ganti bersandar dipundak saya. saya, in shaa Allah sanggup menahan beban yang pernah ayah panggul.."

saya juga tidak tahu kenapa tiba-tiba teringat seperti itu. tanggung jawab sebagai anak, kah? mungkin. tapi sedari dulu, bahkan ketika ayah masih jauh lebih muda, saya selalu menghindari menatap pundak beliau. karena setiap kali melihatnya saya selalu menangis. cengeng? mungkin. tapi setiap melihat pundak ayah, saya selalu merasakan beban dan tanggung jawab berat yang harus ditanggungnya karena ada banyak orang yang bergantung pada beliau. sementara saya tidak bisa berbuat apa-apa.

dan pernah suatu hari ketika saya melihat pundak seseorang, saya juga teringat pada pundak ayah saya dikala beliau masih muda dulu dan saya juga masih kecil. dipundak seseorang itu, suatu hari nanti akan ada banyak orang yang bergantung padanya, dan saya hanya bisa berdoa semoga bisa meringankan sedikit beban dipundaknya (:

gals

dear, kala..

Thursday, February 20, 2014


tik.. tok.. tik.. tok..

waktu terus berlalu, sampai-sampai kita tidak sadar ternyata ia sudah berlalu begitu jauh dan menyisakan penyesalan di belakangnya. ia tidak pernah memberikan toleransi. entah itu untuk mobil-mobil yang berhenti atau berjalan melambat karena kemacetan atau orang-orang yang berjalan kaki setengah berlari. waktu tidak memberikan keringanan untuk melambat atau berhenti seperti mobil-mobil tersebut. ia terus berjalan dan mungkin bahkan berlari seperti orang-orang itu. waktu tidak memberikan kita kesempatan sekedar untuk sebentaaarrr saja berhenti dan mengambil napas untuk kemudian berjalan dan berlari kembali bersamanya. 

waktu terus berlalu, berjalan, berlari..

ya, kita memang tidak akan pernah bisa menghentikan waktu tapi yang bisa kita lakukan hanya berdamai dengannya dan memanfaatkan sebaik-baiknya waktu yang terus berjalan tersebut..

dan akhirnya, saya sadar. bahwa secepat apapun saya melangkah kemarin, saya tetap saja ketinggalan...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
kereta! (ã… .ã… )

gals

ps. kkkkk spam abis yaa..
      gambar searching dari google, jadi bukan dokumentasi pribadi

#PrayforIndonesia

Monday, February 17, 2014


dari Januari hingga bulan Februari ini, isu bencana masih belum lepas dari bumi Nusantara. mulai dari banjir melanda beberapa kota, tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga Sumatera dan Sulawesi. disusul setelahnya dengan tanah longsor, lanjutan dari hujan yang turun terus menerus beberapa minggu dan banjir tersebut. kemudian ada lagi lanjutan dari erupsi-nya Gunung Sinabung dan disambung dengan Gunung Kelud yang beberapa hari lalu juga erupsi. dan kabarnya, saat ini aktifitas Gunung Papandayan juga meningkat.

pihak-pihak yang terkena bencana kemudian sibuk meminta pertanggungjawaban kepada pihak yang dianggap terkait, pemerintah. mulai dari gubernurnya yang dianggap tidak becus menangani masalah banjir di ibu kota, hingga presiden yang pilih kasih, baru berkunjung ke posko erupsi Gunung Sinabung 4 bulan setelah terjadinya erupsi, tetapi ketika Gunung Kelud yang meletus beliau menjanjikan akan berkunjung ke posko pengungsian dalam 3 hari ke depan.

bencana, apapun jenisnya tidak ada yang kita kehendaki kehadirannya. tapi ia tetap datang tanpa diundang. kenapa?

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.." (QS. Al Hadid: 22)

dalam ayat tersebut jelas bahwa bencana yang terjadi di muka bumi ini sudah ditulis/digariskan Allah bahkan sebelum bencana tersebut terjadi. Allah telah menuliskan kapan dan di mana bencana itu terjadi, siapa saja yang akan terkena dampaknya, dan bencana macam apa yang akan menimpa. namun kita tidak pernah tahu kapan eksekusi bencana tersebut Allah jatuhkan. tidak perlu saling menyalahkan bencana ini terjadi akibat ulah siapa dan siapa. bencana seperti erupsinya gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, jelas terjadi karena kehendak Allah. tapi bencana seperti banjir? tidak sepenuhnya salah Sang Pemberi Bencana, justru harusnya kita sebagai manusia perlu berkaca diri lebih dulu, benarkah kita tidak ikut andil menyebabkan bencana tersebut terjadi?

tidak hanya bencana alam seperti contoh-contoh di atas saja yang tertulis di dalam Lauhul Mahfudz. ternyata bencana yang menimpa diri kita sendiri seperti masalah-masalah yang terjadi dalam hidup kita pun sesungguhnya telah pula ditulis di dalam Lauhul Mahfudz. 

lalu apa tujuannya Allah memberikan semua bencana itu pada kita, umatnya?

"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.." (QS. Al Hadid: 23)

jelas juga kan ayat tersebut menjelaskan kalau Dia memberi kita cobaan-cobaan adalah agar kita tidak terlalu senang dengan segala kenikmatan dunia yang Dia berikan, bahkan hingga membutakan mata kita dari hal-hal rohani. mudah bagi Allah mencabut dan mengambil semua kenikmatan tersebut dalam sekejap mata. seperti ketika bencana melanda kita. Allah tengah mengambil kenikmatan duniawi kita, dan memberikan gantinya rasa kesulitan dan prihatin agar kita kemudian kembali mengingat-Nya.

jadi intinya, janganlah kamu terlalu bersedih dengan segala bencana yang menimpamu. karena percayalah, Allah pasti juga telah menuliskan segala kemudahan-kemudahan dan kenikmatan-kenikmatan setelah bencana tersebut berlalu di dalam Lauhul Mahfudz. yang kita butuhkan hanyalah percaya kepada-Nya (:

gals

ps. In shaa Allah pengin bahas soal Lauhul Mahfudz di postingan yang berbeda. in shaa Allah, kalo waktunya memungkinkan (baca: kalo ngga males nulis). hehe..
      gambar searching dari google, jadi bukan dokumentasi pribadi

Flashback 2013

Friday, January 03, 2014

Happy New Year 2014~ yeee~ tahun baru, semangat baru. sudahkah anda membuat resolusi untuk tahun ini? saya? saya bukan termasuk orang yang suka membuat resolusi pertahun. hanya menuliskan apa-apa goal dalam kehidupan saya kemudian saya tulis di wishlist. wishlist di sana tidak ada jadwal kapan harus terlaksananya. tapi sebagai pengingat kalau saya masih punya hutang coretan di wishlist tersebut (wishlist yang sudah tercapai akan saya coret). postingan sekarang sebenernya bukan untuk membahas soal wishlist atau resolusi tapi sebaliknya, flashback dari beberapa hal yang terjadi dihidup saya selama 2013.

dulu, pernah baca, tapi lupa, disebuah artikel, blog, atau buku gitu. katanya, usia yang sesuai dengan tanggal lahir kita adalah usia yang terbaik. nggak ngerti juga ini beneran atau nggak, tapi yang jelas ditahun 2013, di mana usia saya adalah 21 tahun selama 2013 dan 21 juga merupakan tanggal lahir saya, adalah tahun terbaik yang ngasih banyak banget cerita selama 22 tahun saya hidup. dipostingan ini jangan harap bisa nemu sesuatu yang berguna karena isinya cuma kaleidoscope saya sepanjang tahun 2013. yang males baca bisa stop sampe sini, dan yang mau lanjut silakan. :D

Januari 2013

awal tahun 2013. akhirnya sampe juga ditahun ini secara dulu ada ramalan yang bilang katanya 21 Desember 2012 tuh bakal kiamat. saya benci banget sama ramalan ini karena 21 Desember itu tanggal lahir saya. 

awal tahun ini yang spesial adalah Jogjaaaa!!! akhirnya kesampean juga jalan-jalan sekelas (ngga semua ngikut sih). beberapa tahun lalu sebenernya juga sempet sih jalan-jalan sekelas ke Anyer. tapi yang ke Jogja ini lebih istimewa (kalo kata cherrybel) karena pengalamannya. mulai dari dapet bus sewaan ama sopirnya yang nyebelin abis sampe caving di Goa Pindul.

di Jogja ngga lama. kurang lebih 4 harian gitu tapi saya me-lama-kan diri dengan tetep tinggal di Jogja sampe seminggu. penginapan gratis karena 4 hari itu nginep di rumah tantenya Avi (temen sekelas) dan sisa harinya nginep di kosan aJ. selama di Jogja itu cuma ke Goa Pindul, Alun-alun Kidul (itu loh yang terkenal sama pohon kembarnya), Malioboro, Pantai-entah-apa-namanya-pokoknya-deket-dari-Parangtritis, sama Borobudur (ini yang bareng temen-temen saya). nah kalo yang cuman berdua aJ itu ke Gunung Merapi, Pantai Pok Tunggal, Taman Sari, Candi Ratu Boko, sama sempet ke Fakultas Hukum UGM (Universitas Gadjah Mada) juga.

 Gunung Merapi with aJ

Pantai Pok Tunggal, Gunung Kidul, Yogyakarta

 Taman Sari

 Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah

Malioboro

Februari-Mei 2013

Wohoooww ini bulan-bulannya sensitif deh. pokoknya skripsi itu jadi omongan yang paling tabu buat diucapin tapi setiap saat bahasan ngobrol sama temen-temen ngga jauh-jauh dari skripsi. Februari-Mei itu bulan-bulannya penelitian, survei, sebar kuesioner, bimbingan, deadline, semua campur jadi satu. tapi diantara kesibukan itu semua, bulan-bulan ini juga ngasih pelajaran yang luar biasa. kesabaran, keseriusan, kerja keras, deadline, jadi pelajaran yang bisa diambil.

Skripsweet

Juni 2013

abis sibuk-sibuk dengan skripsi, terakhir ada yang namanya pertanggungjawaban terhadap skripsi kita. kalo di UI namanya adalah sidang skripsi. alhamdulillah saya dapet tanggal sidang itu 24 Juni 2013 (tanggal kramat). dan alhamdulillah lagi adalah luluuusss!!! di bulan ini bener-bener banyak-banyak ngucap syukur karena akhirnya di belakang nama ada 1 gelar tersemat. tsaaahh~


Sidaangg~ 
(ki-ka: Pak Zulfikar (pembimbing), Bu Utami (penguji), saya, Pak Sumaryanto (penguji), dan Kak Anton (panitera))

Agustus 2013

best moment di Agustus adalah WISUDA!!! officially lulus dari kampus perjuangan yang masuknya, selama di dalam, dan lulusnya butuh perjuangan semua.


Graduation (:

we made it, girls (:
ki-ka: nadia, saya, donna, munad, mano
September 2013

traveling kedua bareng Donna ke Kuala Lumpur, Malaysia. alhamdulillahnya adalah biaya traveling  semua sendiri. udah ngga minta lagi ke orang tua kayak waktu ke Korea Selatan tahun lalu. di Kuala Lumpur kita berdua cukup lama, 5 hari. ada banyak tempat yang didatengin juga mulai dari Menara Kembar Petronas, KL Tower, Petrosains, Perpustakaan Kuala Lumpur, KL City Gallery, Berjaya Time Square, National Museum of Kuala Lumpur, Batu Caves, Masjid Negara, Dataran Merdeka, Pasar Seni, Museum Tekstil Negara. cukup banyak lah pokoknya. dan the best place-nya adalah University of Malaya (UM). secara nih dari Lulu (temen di kampus, anak filsafat) sering ngomong kalo dia mau lanjut master di UM saya jadi penasaran sama keadaan kampus ini. selain itu, temen SMP saya dulu juga ada yang kuliah di UM. jadi lah saya dan donna muter-muter UM ditemenin sama temen SMP saya itu (:


 
 Kuala Lumpur City Gallery
 Dataran Merdeka

 Menara Kembar Petronas (Petronas Twin Towers)

 KL Tower

 Universiti Malaya (University of Malaya)

 Planetarium Negara

 Muzium Negara (National Museum)

 Batu Caves

Masjid Negara (National Mosque)

Oktober-November 2013

nah bulan-bulan akhir tuh jadi bulan-bulan perjuangan nyari kerjaan. secara udah lulus trus mau ngapain lagi kan? mau lanjut S2, biaya belom ada. jadi yaaa harus kerja buat ngumpulin modal lanjut kuliah lagi. hihi..

nyari kerjaan ternyata sulit yah di Jakarta. nggak ngerti saya yang terlalu idealis atau gimana ini sampe-sampe ngga keterima-keterima kerja. kebanyakan yang buka lowongan untuk fresh graduate macem saya adalah Bank-Bank konvensional sedangkan saya pengennya di Perpustakaan yang sesuai dengan bidang saya. oh dan saya sangat menghindari bekerja di Bank. selain karena dilarang orang tua juga karena saya sedikit ngerti dengan hukum keberadaan bank di dalam Islam. jadi itulah sebabnya saya menghindari bank.

tapi yang jelas saya lebih kepingin bekerja di perpustakaan. sayang kalo ilmu selama 4 tahun kuliah kemudian ngga kepake gitu aja karena kita bekerja dibidang yang terbilang baru dan memaksa kita untuk belajar dari awal. bukannya nggak mau belajar dari awal lagi sih, tapi lebih ke ingin mendalami apa yang sudah dipelajari di perkuliahan karena faktanya ternyata apa yang dipelajari di perkuliahan kemarin ternyata masih sebagian kecilnya saja dari ilmu perpustakaan.

 happy working~ (meja kerja saya di Perpustakaan Universitas Indonesia)

Desember 2013

dan tahun ini ditutup dengaaaannn traveling ke Bandung. kali ini nggak sama donna tapi sama temen saya yang lain, Nadia. sempet ketunda seminggu karena harus psikotes dan interview untuk cpns. akhirnya tanggal 27 kita berangkat. ke bandung naik kereta dan nginep di daerah Dago, Dago Inn nama penginapannya. penginapan ini khusus perempuan dan tempatnya cukup strategis yaitu di seberang terminal Dago.

selama di bandung kita nggak mendatangi cukup banyak tempat. kebanyakan cuma diseputaran Lembang kayak ke Tangkuban Perahu, Bosscha, sama Taman Hutan Raya Juanda. tapi sayangnya pas di Bosscha itu lagi tutup sampe tanggal 7 januari karena libur natal dan tahun baru, jadi cuma sempet foto-foto di luar aja. dan di Tahura Juanda, saya sama nadia memilih trekking sampe Maribaya (kurang lebih sekitar 7-8 kilo). sebenernya di dalem tahura juga dipersiapkan tukang ojek yang siap mengantar, tapi karena dari jakarta niatnya udah pengen trekking, jadilah kita menolak ojek-ojek yang dengan gigihnya nawarin tumpangan.

sayangnya foto-foto di bandung lenyap bersamaan dengan handphone yang juga raib diambil copet. huft. tas kesayangan juga jadi rusak gegara disilet. tapiii disetiap cobaan pasti ada hikmah yang bisa diambil, ya kan? contohnya, kemarin pas hp keambil bersyukur yang keambil hp bukan dompet. coba bayangin kalo yang keambil dompet? waahh ngurus-ngurus isi dompetnya aja akan makan waktu banyak dan isinya juga kebanyakan krusial dibanding hp. ah, jadi inget adek saya bilang gini pas saya cerita kejadian hp saya ilang ini, "2,5%-nya udah keluar belum, kak?". dan saya cuma bisa, "innalillahi, iya yah, 2,5%-nya belum keluar makanya numpuk sampe seharga hp." cambuk yang luar biasa untuk mengingatkan kalo disebagian harta kita ada miliki orang lain (: alhamdulillahnya orang-orang rumah tetap berpikiran positif dengan hilangnya hp saya, jadi saya tetap bisa biasa aja walaupun hp raib. lagipula niatnya punya hp kan juga harus karena Allah yaitu untuk menyambung tali silaturahim melalui telepon atau sms atau lainnya. jadi ketika milik saya yang juga milik Allah tersebut diambil oleh pencopet kita tidak akan berat melepaskannya. pembelajaran aja sih, jangan lupa untuk selalu mem-back-up semua data di hp tersebut ke tempat lain kayak nomer-nomer telpon teman2 kita, foto-foto, dll (:

 Taman Hutan Raya Juanda, Bandung, Jawa Barat

Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung, Jawa Barat

yeup begitulah kira-kira beberapa peristiwa yang saya alami selama 2013. semuanya memberikan pelajaran yang berharga untuk saya ke depannya. bahagia, senang, rindu, marah, kesel, sedih, bingung, semua rasa kayaknya campur aduk jadi satu ditahun ini. tahun yang, jujur, cukup menguras emosi dan tenaga (dan jam tidur). tapi dibalik itu semua ada pelajaran yang bisa diambil. kesabaran, kerja keras, ketekunan, keikhlasan, dan cinta yang benar dimata Allah. 

di 2013 juga saya bertemu banyak sekali orang. diberi kesempatan untuk mendalami karakter mereka masing-masing. mulai dari yang lebih tua hingga yang lebih muda. belajar bagaimana menghadapi orang dari rentang usia yang berbeda. dan mereka juga memberikan banyak pelajaran untuk saya.

di 2014 saya tidak memiliki harapan yang muluk-muluk. klise sih sebenernya, cuma ingin jadi pribadi yang lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. lebih baik dari segi keimanan, akhlak, tingkah laku. intinya berusaha memantaskan diri, tidak hanya untuk Allah dan diri sendiri, tapi juga untuk orang lain (baca: calon imam dimasa depan. hehe..)

ketika interview kemarin saya ditanya, "adakah peristiwa yang menjadi titik balik dalam kehidupan anda?" dan saya jawab, "ya, ada." seraya dalam hati menambahkan, "dan itu terjadi di tahun ini, 2013." (:

"ketahuilah bahwa apa yang mengenaimu tidak akan luput darimu dan apa yang luput darimu tidak akan mengenaimu." (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Thabrani)
 
"...boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah: 216)

gals