Fear of the future

Monday, December 01, 2014

source; google

"galuh, kamu pernah ngga takut sama masa depan kamu?"

pertanyaan yang tiba-tiba dan cukup bikin saya kaget juga sih. kenapa nih orang tiba-tiba nanya begini?

and this is my answer.

bohong kalo saya bilang saya tidak pernah takut dengan masa depan saya. justru karena "ia" berada di depan sana dan tidak terlihat saya jadi lebih takut. dan saya yakin setiap orang pun pasti pernah mengalaminya, takut akan masa depan dirinya. akan jadi apa saya dikemudian hari? akankah saya sukses? akankah saya bisa melanjutkan pendidikan saya?

dulu, ketika kuliah bahkan hingga semester akhir mendekati wisuda. semuanya masih berjalan sesuai dengan rencana, begitulah yang ada dalam pikiran saya. setahun kerja, kemudian melanjutkan S2. itu target saya. tapi kemudian Allah membalikkan jalan hidup saya. setahun sudah saya kerja tapi target untuk segera melanjutkan S2 masih seperti berada di awang-awang. meskipun terlihat masih belum jelas kapan saya akan melanjutkan pendidikan saya, satu hal yang pasti keinginan untuk melanjutkannya tetap ada. masalah waktu biar Allah yang menentukan kapan waktu yang tepat saya diberi kesempatan untuk kuliah lagi. yang penting keinginan itu terus ada dan ngga pernah putus diucap dalam doa.

kita diberi kesempatan untuk hidup di dunia hanya sekali (kecuali kalo percaya reinkarnasi sih), jadi penting buat saya memiliki target-target di masa depan. kalaupun target terlalu berat karena sepertinya harus banget kesampean. minimal kita harus punya harapan untuk masa depan. hanya sebagai pegangan you are in the right track of your life.

dia yang bertanya pertanyaan tadi memang tidak gamblang bilang kalau dia merasa takut akan masa depannya. (atau dia sebenernya ngomong tapi gue ngga denger yah). tapi intinya itulah yang saya tangkap dari percakapan kami  tadi. dia sepertinya merasa takut akan masa depannya. dia bilang secara usia dia sulit mencari pekerjaan baru. well dia memang belum terlalu berumur tapi usianya memang sudah limit menurut saya :p

saya pernah membaca sebuah quotes. dibilang kalau "kita tidak pernah terlalu tua untuk bermimpi". usia saya saat ini (uugh okay, saya harus mengakui ini) 23 tahun. saya punya mimpi untuk menjadi seorang penulis. tidak harus terkenal tapi paling tidak punya satu tulisan yang diterbitkan. usia 23 tahun dan menjadi penulis yang bahkan tidak tahu kapan mulai berani ngirim hasil tulisannya ke penerbit ditambah ngeliat usia penulis lainnya yang lebih muda dan karyanya sudah banyak yang diterbitkan, jujur, bikin jiper juga. sering banget terlintas di kepala, udah ketuaan nih gue kalo mulai ngirim-ngirim tulisan sekarang. jadi yaahh sejauh ini hanya berani menulis untuk dikonsumsi sendiri dan orang-orang terdekat aja (kecuali skripsi mungkin yang sekarang udah berdiri manis di rak perpustakaan kampus :p).

saya sampaikan ke dia sesuai dengan quotes tersebut. kita tidak pernah terlalu tua to set our goal. dia takut dengan masa depannya karena diusianya yang saat ini, ia belum memiliki pekerjaan yang settle. and it impact to his life. he terrified to start a relationship just because he fear he can't make his partner happy. dan kemudian saya ceritakan bagaimana ayah saya dahulu juga belum memiliki pekerjaan tetap ketika menikah dengan ibu saya. baru lah ayah saya bekerja di tempat yang tetap ketika sudah memiliki anaknya yang pertama. 

dari cerita ayah saya itu saya mendapat pelajaran bahwa rasa tanggung jawab bisa membuat seseorang memikirkan masa depannya dengan lebih baik. karena rasa tanggung jawab itulah ayah saya memutuskan untuk settle di perusahaan tersebut hingga saat ini. beliau bekerja dengan goalnya adalah tanggung jawab terhadap keluarganya.

last but not least, this is what i learned from our discussion. set your goal, walk on the right track, and let the God do the rest. don't fear of your future if you believe that God has a reason to put you in your track right now.

gals

ps. eventhough today is the first day of the last month, don't postpone until new year what can you set your goal now.