#PrayforIndonesia

Monday, February 17, 2014


dari Januari hingga bulan Februari ini, isu bencana masih belum lepas dari bumi Nusantara. mulai dari banjir melanda beberapa kota, tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga Sumatera dan Sulawesi. disusul setelahnya dengan tanah longsor, lanjutan dari hujan yang turun terus menerus beberapa minggu dan banjir tersebut. kemudian ada lagi lanjutan dari erupsi-nya Gunung Sinabung dan disambung dengan Gunung Kelud yang beberapa hari lalu juga erupsi. dan kabarnya, saat ini aktifitas Gunung Papandayan juga meningkat.

pihak-pihak yang terkena bencana kemudian sibuk meminta pertanggungjawaban kepada pihak yang dianggap terkait, pemerintah. mulai dari gubernurnya yang dianggap tidak becus menangani masalah banjir di ibu kota, hingga presiden yang pilih kasih, baru berkunjung ke posko erupsi Gunung Sinabung 4 bulan setelah terjadinya erupsi, tetapi ketika Gunung Kelud yang meletus beliau menjanjikan akan berkunjung ke posko pengungsian dalam 3 hari ke depan.

bencana, apapun jenisnya tidak ada yang kita kehendaki kehadirannya. tapi ia tetap datang tanpa diundang. kenapa?

"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.." (QS. Al Hadid: 22)

dalam ayat tersebut jelas bahwa bencana yang terjadi di muka bumi ini sudah ditulis/digariskan Allah bahkan sebelum bencana tersebut terjadi. Allah telah menuliskan kapan dan di mana bencana itu terjadi, siapa saja yang akan terkena dampaknya, dan bencana macam apa yang akan menimpa. namun kita tidak pernah tahu kapan eksekusi bencana tersebut Allah jatuhkan. tidak perlu saling menyalahkan bencana ini terjadi akibat ulah siapa dan siapa. bencana seperti erupsinya gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, tsunami, jelas terjadi karena kehendak Allah. tapi bencana seperti banjir? tidak sepenuhnya salah Sang Pemberi Bencana, justru harusnya kita sebagai manusia perlu berkaca diri lebih dulu, benarkah kita tidak ikut andil menyebabkan bencana tersebut terjadi?

tidak hanya bencana alam seperti contoh-contoh di atas saja yang tertulis di dalam Lauhul Mahfudz. ternyata bencana yang menimpa diri kita sendiri seperti masalah-masalah yang terjadi dalam hidup kita pun sesungguhnya telah pula ditulis di dalam Lauhul Mahfudz. 

lalu apa tujuannya Allah memberikan semua bencana itu pada kita, umatnya?

"Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.." (QS. Al Hadid: 23)

jelas juga kan ayat tersebut menjelaskan kalau Dia memberi kita cobaan-cobaan adalah agar kita tidak terlalu senang dengan segala kenikmatan dunia yang Dia berikan, bahkan hingga membutakan mata kita dari hal-hal rohani. mudah bagi Allah mencabut dan mengambil semua kenikmatan tersebut dalam sekejap mata. seperti ketika bencana melanda kita. Allah tengah mengambil kenikmatan duniawi kita, dan memberikan gantinya rasa kesulitan dan prihatin agar kita kemudian kembali mengingat-Nya.

jadi intinya, janganlah kamu terlalu bersedih dengan segala bencana yang menimpamu. karena percayalah, Allah pasti juga telah menuliskan segala kemudahan-kemudahan dan kenikmatan-kenikmatan setelah bencana tersebut berlalu di dalam Lauhul Mahfudz. yang kita butuhkan hanyalah percaya kepada-Nya (:

gals

ps. In shaa Allah pengin bahas soal Lauhul Mahfudz di postingan yang berbeda. in shaa Allah, kalo waktunya memungkinkan (baca: kalo ngga males nulis). hehe..
      gambar searching dari google, jadi bukan dokumentasi pribadi

You Might Also Like

0 comment