Get Lost In Bangkok part 5

Friday, March 18, 2016

aaahhh akhirnya selesai juga nulis part terakhir dari rangkaian perjalanan saya dan donna ke Bangkok Agustus lalu. udah basi banget sih emang, tapi rasanya ada yang ngeganjel gitu kalo belum kelar nulisnya. heuheu. Part 5 will be the last part of our journey, kkkk. dont be sad, i will back again with another story of my journey, insya Allah.

Senin, 17 Agustus 2015
Yeaayyy dirgahayu Indonesia yang ke-70 tahun. for the first time of my life, merayakan hari kemerdekaan di luar tanah air. beda pastinya. ngga ada yang namanya bendera merah-putih berkibar, iyaa lah yaaa. da tapi mah di Bangkok ngga perlu nunggu sampai mendekati hari kemerdekaan juga mereka banyak yang memasang bendera negaranya. ngga ada nonton upacara bendera di tv. ngga denger lagu Indonesia Raya berkumandang #soknasionalis hahaha.

baiklah ini adalah hari terakhir saya dan donna di Bangkok. hari ini memang sudah direncanakan akan jadi Library Visit Day. tujuan kita hari ini memang hanya perpustakaan-perpustakaan sekitaran Bangkok saja. tujuan pertama pagi ini adalah National Library of Thailand. berhubung ngga tau bus apa yang harus ditumpangi, kita memutuskan naik taksi. setelah hitung-hitungan memang harga taksi dan tuktuk ke sana itu memang tidak jauh berbeda.

sampai di National Library of Thailand ternyata sebagian gedung perpustakaan sedang direnovasi sehingga berdampak pada koleksi yang dapat diakses. kita jadi cuma akses ke ruangan yang paling umum aja yaitu ruang koleksi umum. untuk aksesnya bebas kok, bahkan kita diperkenankan membawa tas ke dalam ruangan. registrasi bagi pengguna yang baru pertama kali menggunakan perpustakaan cukup mudah yaitu hanya dengan mengisi formulir yang mereka sediakan berikut foto kopi kartu pelajar.

sistem yang diterapkan adalah tertutup. sehingga kita harus lebih dahulu mengetahui buku apa yang hendak kita baca/pinjam di tempat. kita bisa searching melalui katalog online yang tersedia di sana. kemudian tuliskan judul buku berikut nomor panggilnya. barulah setelah itu menghubungi pustakawan terkait untuk kemudian oleh mereka dicarikan buku yang kita maksud. apabila ingin mengembalikan lagi ke tempatnya bisa langsung memberikannya pada pustakawan yang tadi lagi. dan apabila kemudian kita ingin meminjam untuk dibawa pulang kita hanya tinggal membawanya ke bagian sirkulasi saja.


 tampak dalam perpustakaan

sistem perpustakaannya tertutup jadi gabisa bebas aksesnya

buku yang iseng-iseng kami pinjam, tapi lupa yang kartu angka 6 itu fungsinya apa

suasana reading room


tempat mengambil dan mengembalikan buku


circullation desk

saya dan donna hanya melihat-lihat sekilas saja karena kondisi perpustakaan tidak memungkinkan untuk dijelajahi karena sedang renovasi. dua jam berada di sana, kami pun memutuskan untuk keluar dan mencari makan siang karena jam sudah menunjukkan pukul 1 siang. saya dan donna memilih untuk naik taksi lagi ke daerah Ratchatewi. konon katanya di sana ada restoran halal bernama Farida Fatornee. kebetulan juga kita dapet sopir taksi yang asik banget diajak ngobrol, malah mungkin dia yang atraktif mengenalkan sudut-sudut kota bangkok pada kita. sampai-sampai si sopir ini kemudian nawarin kita untuk mengantar ke bandara karena kebetulan malam ini kita memang akan kembali ke Indonesia. karena takut kena scamming, saya dan donna pun menolaknya yang kemudian kita sesali belakangan.

Restoran Farida Fatornee adalah salah satu dari beberapa restoran halal di daerah Ratchatewi, Bangkok. makanan yang dijual adalah makan Thailand dan Melayu. selain itu di daerah Ratchatewi juga ada masjid dan Kedutaan Besar Republik Indonesia sehingga daerah ini bisa dibilang menjadi pusat kebudayaan islam di Bangkok. ngga perlu sok-sokan nginggris di restoran ini karena ternyata si penjualnya lebih mahir berbahasa Melayu dibanding Inggris T.T

setelah perut terisi penuh kami berjalan-jalan di daerah sekitar sana sembari mencari letak Kedubes Republik Indonesia. setelah ketemu pun kita cuma foto di depannya aja karena mau masuk juga kan ngga ada urusan apa pun.


 donna di depan KBRI

jujur aja kita berdua nggak punya tujuan lagi setelah dari National Library dan makan siang di Ratchatewi. cuma sempet kepikiran untuk mampir di dekat Hua Lamphong Station itu ada Perpustakaan gitu. Perpustakaan ini terbuat dari gerbong-gerbong kereta yang sudah tidak terpakai. tempatnya yang asri dan tertutup dengan pohon-pohon rindang pun membuat kita berdua makin tertarik untuk berkunjung dengan salah satu alasannya adalah istirahat sejenak dari panasnya kota Bangkok yang menggila.

tidak lama juga kita di perpustakaan ini dikarenakan ada seekor anjing yan tengah terlelap tidur di dekat pintu masuk gerbong cukup membuat nyali saya dan donna ciut untuk mengeksplor perpustakaan unik ini lebih dalam lagi. kondisi perpustakaan yang sepi juga membuat kami kebingungan untuk mencari informasi terkait perpustakaan ini. hanya sekitar 15 menit kami di sana, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan untuk membeli makanan dan minuman khas Thailand di supermarket terdekat dari hotel tempat menginap.


 perpustakaan dari bekas gerbong kereta

 bagus yaaa eksteriornya

 interior perpustakaan

interior perpustakaan

pukul setengah lima kami sudah kembali ke hotel dan mengambil koper yang sudah kami titipkan sebelumnya karena waktu check out hotel maksimal adalah pukul 12 siang. untunglah pihak hotel berbaik hati mengizinkan kami menitipkan koper. setelah packing kembali, pukul 5 tepat kami berpamitan kepada resepsionis hotel. tukang parkir hotel tersebut berbaik hati memanggilkan kami taksi.

BUT drama dimulai dari sini. hampir 15 menit lebih kami menunggu di dalam hotel namun si tukang parkir tidak kunjung menampakkan hidungnya, apalagi taksi yang dia janjikan. karena takut tidak kekejar akhirnya kami berjalan ke jalanan di depan hotel. si tukang parkir beralasan tidak ada sopir yang mau mengantar entah apa alasannya. saya dan donna akhirnya memutuskan untuk menyetop taksi secara random dan sopirnya mau-mau aja tuh mengantar kita ke Makkasan Station. dari Makkasan Station kami menyambung naik Airport Rail Link sampai Suvarnabhumi Airport.

drama belum selesai. jalanan Bangkok kurang bersahabat dengan kami. yup, kami akhirnya merasakan kemacetan Bangkok yang sesungguhnya. deg-degan banget takut ngga kekejar pesawatnya. ditambah lagi ternyata suasana Makkasan Station sangat ramai sampai-sampai kami tidak kebagian ARL yang pertama ketika kami tiba dan harus menunggu kereta kedua. kurang lebih 45 menit perjalanan, pukul setengah 7 sampailah kami di Airport. berjalan setengah berlari menuju konter check in. mbak-mbak di konter check in-nya pun sudah berkata kalau kami harus bergegas karena terminal keberangkatan kami cukup jauh. pikir kami berdua, sejauh apa sih terminalnya karena anggapan kami akan sama saja seperti di Soekarno Hatta.

meskipun ketika melewati mesin pemindai bagasi saya diminta melepas sepatu karena sepatu saya berjenis sneakers wedges tetapi tidak membutuhkan waktu lama. waktu sudah menunjukkan pukul 7 tepat. dan di sinilah puncak drama terjadi, counter imigrasi. antrian yang mengular sangat panjang membuat saya dan donna keringat dingin. takut-takut ketinggalan pesawat banget. antrian semakin lama semakin maju dan sampailah giliran donna. donna lolos. setelah donna giliran saya dan saya tidak lolos karena tidak berhasil menunjukkan bukti keluar yang berupa kertas kecil yang kita isi di pesawat ketika berangkat lalu distempel di imigrasi ketika datang. karena pada saat paspor dikembalikan pun saya tidak menerima bukti tersebut. saya diminta untuk keluar dari antrian dan mengisi ulang formulir imigrasi tersebut. waktu sudah menunjukkan pukul 7.35. 10 menit lagi pesawat boarding. bayangkan! tangan udah gemeteran parah. saya mengambil nafas dan mencoba mengisi formulir tersebut dengan tenang walaupun hati udah deg-degan ngga karuan, keringet dingin membanjir, dan ah rasanya campur aduk deh.

karena tidak mungkin mengantri dari awal lagi, sudah bisa dipastikan saya dan donna akan ketinggalan pesawat kalau saya mengantri dari awal. saya pun memberanikan diri untuk meminta izin mendahului antrian kepada seorang turis yang melihat fisiknya sepertinya berasal dari India. ia pun mengizinkan saya antri di depannya. ketika mengantri itu, seorang bapak asal Tiongkok di depan saya pun menanyakan masalah saya dan saya jelaskan kalau saya hampir tertinggal pesawat sembari menunjukkan tiket saya. si bapak ini kemudian mengizinkan saya untuk antri di depan dia. Masya Allah rasanya campur aduk bgt. seneng dan bersyukur. bless them, God. saya tidak berhenti mengucapkan terima kasih begitu petugas imigrasi menyetempel paspor saya dan ketika mereka berdua berteriak, "YOU SHOULD RUN!!"

kami bergegas berlari menuju terminal keberangkatan yang dimaksud. dan di sinilah saya menyesal pernah berpikiran sejauh apa sih terminal keberangkatan kami. karena kenyataannya memang sangat jaauuhhhhhh. ada sekitar 500 meter lebih kami berlari. jauh banget kan. ngga ada yang namanya waktu untuk mengagumi kebesaran bandara ini atau sekedar menikmati toko-toko di sepanjang bandara. kami sibuk berlari bahkan beberapa kali menabrak orang yang lewat. bahkan ketika sudah tiba diterminal yang dimaksud pun kami masih harus berlari sampai ujung karena memang letak gate-nya ada di paling ujung terminal. donna menyerah dan menyuruh saya meninggalkannya. halah pokoknya kita drama banget deh! seorang crew dari Tiger pun berjalan sambil memegang tulisan bahwa pesawat kami sudah melakukan final call. saya katakan padanya kalau ada salah seorang teman yang masih tertinggal di belakang. ia pun mengangguk dan menyuruh saya untuk masuk duluan ke pesawat dan dia akan menunggu. tidak lama donna pun muncul, dan ternyata bukan hanya kami berdua yang hampir tertinggal pesawat. masih ada 2 orang lainnya yang juga harus mengalami drama yang saya dan donna alami, almost left by the plane.

sudah bisa dipastikan sih kita berempat jadi pusat perhatian karena datang dalam keadaan nafas tidak stabil alias ngos-ngosan. drama belum berakhir. sepanjang perjalanan Bangkok-Singapura saya mencoba tidur karena kelelahan sehabis berlari tadi, namun gagal dikarenakan beberapa kali turbulensi yang pesawat alami. udah lirik-lirikan sama donna takut kenapa-kenapa, tapi alhamdulillah kami tiba di Changi sekitar pukul 11 malam. kami bermalam di Changi karena penerbangan berikutnya baru akan berangkat pukul 8 pagi keesokan harinya. begitu tiba seperti biasa kami melalui proses imigrasi dan lain-lain. setelah mengaktifkan wifi yang tersedia gratis di bandara, banyak pesan dari keluarga dan teman-teman yang bertanya mengenai keadaan kami. pada saat itu juga kita baru tahu kalau telah terjadi ledakan bom di Bangkok.


 bermalam di Changi

what a busy morning in Changi

syukur nggak pernah berhenti kita ucapkan karena sudah keluar dari Bangkok ketika bom terjadi. jika saja bom tersebut meledak beberapa jam lebih awal, mungkin kami berdua bisa menjadi salah satu korbannya karena siang hari kami memang melewati daerah sana. begitupun ketika terjadi bom susulan di Sathorn Pier beberapa hari kemudian, jika kejadiannya terjadi 3 hari lebih awal bisa jadi juga kami berdua menjadi korbannya. that's why Bangkok adalah perjalanan yang luar biasa untuk saya pribadi. 

Sekian!!!

sampai bertemu lagi di perjalanan lainnya..


baca juga:
1. Get Lost in Bangkok part 1
2. Get Lost in Bangkok part 2
3. Get Lost in Bangkok part 3
4. Get Lost in Bangkok part 4  
 
gals


You Might Also Like

2 comment

  1. Kejadian di Roma dan Milan juga mirip2 begini gal...

    Hehehe

    Bagus juga ceritanya

    ReplyDelete