Madre (review)

Thursday, March 28, 2013

haloo selamat sore menjelang malam..

ngga tahu ini kenapa tiba-tiba mau nulis lagi. mungkin karena latah gara-gara abis nonton Madre, yang si pemeran utamanya suka banget ngeblog. mungkin juga stres karena mikirin skripsi dan si papi pembimbingnya. atau mungkin juga gara-gara hujan jadi mellow-mellow gimanaa gitu. haha. tapi dari mungkin-mungkin di atas cuma ada satu yang pasti, saya kangen nulis skripsi. makanya memutuskan untuk nulis lagi hari ini.

terakhir liat tulisan diblog itu tanggal 22 Desember 2012 dan itu artinya udah 3 bulan yang lalu. lama juga yaa..

tiga bulan itu bukan waktu yang singkat, tapi jadi beneran singkat gara-gara skripsi. serius gue, ini penting banget buat ditulis :|

sebenernya ini juga ngga tau apa yang mau ditulis karena sebenernya cuman jari yang gatel nulis tapi otaknya kagak. otak saya cuma penuh sama Mr. Skripsi doang =="

oh cerita ini aja deh berhubung abis nonton tadi sama si gita, Madre. Madre itu film yang diangkat dari salah satu cerita dari kumpulan cerita yang berjudul sama, Madre, karangan Dewi Dee Lestari. Madre termasuk film sangat baru karena baru banget rilis hari ini, 28 Maret 2013. masih anget-anget pup ayam kan? :p

 

Judul: Madre
Sutradara: Benni Setiawan
Pemain: Vino G. Bastian, Laura Basuki, Didi Petet, dll.
Tanggal rilis: 28 Maret 2013

jadi begini ceritanyaa..

Tansen (Vino G. Bastian) yang seorang surfer dan pecinta kebebasan tiba-tiba harus menghadapi kematian kakeknya. kakeknya ini pergi dengan memberikan sebuah warisan berupa kunci pada Tansen. kunci itu akhirnya membawa Tansen pada madre, setoples biang roti yang diwariskan kepada Tansen dari kakeknya. kakeknya Tansen ini dulunya adalah seorang pembuat roti dan memiliki toko roti yang terkenal pada tahun 1960-an, Tan De Bakker. sayangnya toko roti ini akhirnya bangkrut dan berhenti beroperasi selama sepuluh tahun sebelum akhirnya kakek Tan meninggal.

Tansen ngga ngerti sama sekali apa istimewanya biang roti ini sampe dia mau ngejual aja ke Mei (Laura Basuki), seorang wanita pemilik toko roti Fairy Bread. btw, Tansen itu hobi nulis diblog dan Mei adalah pembaca setia blognya Tansen. Mei memang sangat terobsesi dengan madre karena suatu hal (yang kepo suatu halnya ini apa, bisa tonton aja langsung film-nya). tapi karena melihat Pak Hadi (pekerja setia sekaligus penghuni di Tan De Bakker) dan mantan pekerja Tan De Bakker (terdiri dari 3 nini-nini dan seorang aki) akhirnyaa Tansen tidak jadi menjual madre ke Mei. Tansen memilih untuk kembali pada kehidupannya yang lama sebagai seorang surfer yang bebas dan tidak terikat dan memberikan madre pada Pak Hadi.

singkat cerita, Mei menemui Tansen di Bali. bukan untuk membeli madre, tetapi untuk mengajaknya memikirkan masa depan madre sekaligus masa depan Tansen dan Tan De Bakker. Tansen akhirnya kembali ke Bandung, kota tempat Tan De Bakker berada dengan mengikuti saran Mei, yaitu membuat madre berguna bagi orang banyak. Tan De Bakker akhirnya bekerja sama dengan Fairy Bread dengan menyuplai roti-roti ke toko tersebut. Tan De Bakker menggeliat sedikit demi sedikit meskipun masih berada di bawah naungan Fairy Bread.

sebuah film itu ngga akan seru kalo ceritanya lurus adem ayem aja dari awal sampe abis. madre pun juga begitu. konflik terjadi ketika Tansen menghadiri rapat pemegang saham Fairy Bread dan salah satu pemegang saham di sana (yang juga calon suami dari Mei) menyuruh Tansen untuk menjual madre ke mereka. Tansen tidak terima dan akhirnya memilih untuk memutuskan hubungan kerja sama antara Tan De Bakker dengan Fairy Bread. putusnya kerja sama ini juga bikin hubungan Tansen dan Mei memburuk. memang dari awal film udah mulai tumbuh tuh rasa-rasa suka di antara Tansen dan Mei, dan Tansen kecewa karena ternyata Mei sudah memiliki calon suami.

Tansen akhirnya memikirkan ulang kembali langkah yang selama ini ia ambil. ia sadar bahwa yang menarik dirinya untuk kembali ke Bandung, ke Tan De Bakker, dan ke madre adalah Mei. dan ketika mengetahui Mei akan segera menikah, Tansen akhirnya kehilangan alasan untuk tetap berada di Bandung. ia memilih kembali ke kehidupan lamanya, menjadi surfer yang mencintai kebebasan dan senang mencari ombak-ombak ganas untuk ditaklukkan. Mei juga memilih untuk keluar dari Fairy Bread dan membantu Pak Hadi serta pekerja lainnya untuk menghidupkan kembali Tan De Bakker sampai akhirnya Tan De Bakker kembali menjadi toko roti yang "hidup". bagaimana dengan kehidupan Tansen selanjutnya? bagaimana kelanjutan hubungan antara Mei dan Tansen? well, hanya penulisnya aja yang tahu. serius gue! sekian!

haha. overall ceritanya agak datar sih yaa --' pelis ini opini pribadi jadi kalo ada yg ngga suka yaaa sudah :D film ini menurut saya terselamatkan karena karakter Tansen yang diperanin Vino G. Bastian yang kocak dan agak nyeleneh. sisanya saya beneran ngga ngerti. apa mungkin karena saya ngga ngerti apapun soal roti dan embel-embelnya kali yaa..

*Madre dalam bahasa Spanyol artinya Ibu. dan bisa dibilang Madre adalah ibu dari roti-roti Tan De Bakker

jadi kalo untuk rating pribadi 2/5..

yang penasaran sama filmnya, bisa nonton trailernya dulu..


sekian hari ini. selamat malam..

gals

You Might Also Like

0 comment