Rumah Lentera - Neni Jahar

Friday, June 22, 2012

 
Judul: Rumah Lentera
Pengarang: Neni Jahar
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
 Tahun Terbit: 2012

ketika pertengkaran demi pertengkaran terjadi antara Vien dengan Kak Viko membuat Vien semakin membenci keadaan rumahnya. belum lagi alasan pertengkaran tersebut selalu saja tentang Ega, pacarnya. Vien tidak melihat ada yang salah dengan Ega atau perilakunya. jadi kenapa Kak Viko dan sahabatnya, Audrey, membencinya sekarang? bila diminta memilih Vien tentu saja lebih memilih Ega. bagaimanapun lelaki tersebut telah menyelamatkan hidupnya. ia yang telah membuat Vien bisa dapat bernapas hingga saat ini. kenapa kakak dan sahabatnya lupa akan hal itu? dan puncak kekesalah Kak Viko dengan Vien terjadi. ia menampar Vien. Vien berpikir bila hari ini Kak Viko berani menamparnya itu artinya besok-besok pun ia akan dengan enteng menamparnya kembali. sama seperti pertengkaran demi pertengkarannya.
 
Vien akhirnya memilih untuk keluar dari rumah dan tinggal di kosan. dengan bantuan Ega akhirnya Vien berhasil mendapatkan sebuah rumah kos bagus. rumah kos tersebut bernama Rumah Lentera. di dalam Rumah Lentera Vien bertemu dengan Kak Adly, mahasiswa jurusan teknik sipil semester 8 yang merupakan pemilik dari Rumah Lentera. Kak Ugit, seorang mahasiswa teknik elektro semester 8 yang senang bernyanyi dan bermain gitar, uniknya Kak Ugit hanya senang menyanyikan lagu pada bagian chorusnya saja. Kak Tyo, mahasiswa jurusan matematika semester 6, yang berasal dari Sulawesi dengan tutur kata lembut tapi senang nyeletuk hal-hal yang tidak jelas. Deris, mahasiswa teknik elektro semester 4 yang punya penampilan paling urakan dibanding yang penghuni Rumah Lentera yang lain. Alfi, mahasiswa jurusan fisika semester 4 dan sejauh yang Vien tau Alfi adalah yang paling kalem diantara penghuni lainnya. Kak Nela, mahasiswi jurusan hukum semester 8 yang berkacamata dan agak sedikit serius. Inka, mahasiswi jurusan farmasi semester 4 yang hobi masak dan dengan semena-mena didaulat menjadi koki Rumah Lentera. Andri mahasiswi jurusan hukum semester 4 yang paling nggak bisa diem dan kelewat hiperaktif tapi punya badan proporsional kayak model. Mia, mahasiswi jurusan akutansi semester 4 yang seperti anak kecil dengan gayanya yang manja dan perubahan moodnya yang tiba-tiba. itulah penghuni-penghuni yang tinggal di Rumah Lentera yang harus Vien hadapi.
 
tinggal di Rumah Lentera, Vien menghadapi banyak sekali hal-hal yang membuatnya berpikir ulang untuk kabur dari rumahnya. ketika baru pertama masuk Rumah Lentera, Vien dihadapkan pada peraturan rumah tersebut yang unik yaitu bila IP dari penghuni Rumah Lentera tidak mencapai 3,5 ia harus menerjemahkan 3 jurnal berbahasa Prancis dan tidak boleh kembali ke Rumah Lentera sebelum jurnal-jurnal tersebut selesai diterjemahkan. mengetahui peraturan seperti ini Vien jadi sedikit tidak betah tinggal di Rumah Lentera apalagi mengetahui kenyataan kalau seluruh penghuni sebelum dirinya ini tidak pernah ada yang dihukum dengan peraturan tersebut. Vien jadi kalut sendiri dan berpikir untuk keluar dari Rumah Lentera. ketika bingung seperti itu lah Kak Adly datang dan bercerita mengenai Rumah Lentera dan membuat Vien tidak jadi kabur dari rumah tersebut dan berbalik belajar dengan giat agar tidak terkena hukuman yang paling menakutkan tersebut. masalah selanjutnya datang. Mia salah satu penghuni Rumah Lentera sakit maag akut. penyakit tersebut membuat Mia tidak bisa bangun sama sekali dari tempat tidur. selama ini Vien hanya melihat Mia sebagai sosok yang manja dan kekanakkan ternyata lebih tegar daripada yang dilihatnya. Mia tidak mau menyusahkan semua orang dengan penyakitnya dan berusaha menahannya sendiri. mulai dari masalah-masalah kecil hingga masalah-masalah yang besar. dan diantara ke semua masalah tersebut yang paling mengganggu Vien adalah kedatangan Edry kembali ke dalam hidupnya dan meninggalnya ayahnya Deris.
 
Edry, cinta yang bertepuk sebelah tangan dari waktu Vien masih SMA, tiba-tiba hadir kembali dalam hidupnya. ia yang membantunya makin akrab dengan seluruh penghuni Rumah Lentera dan sikapnya yang tidak biasa pada Vien. Vien jadi berpikir kalau selama ini ternyata ia masih memendam rasa pada Edry meskipun ia sudah memiliki Ega. hubungan Vien dan Ega juga meregang sejak Vien tinggal di Rumah Lentera dan bertemu kembali dengan Edry. 
 
sementara meninggalnya ayah Deris membuat Vien sadar akan keadaan ayahnya yang juga sedang sakit. ia sama sekali belum pernah menengok ayahnya selama beliau di rawat di rumah sakit. Vien takut ayahnya juga akan bernasib sama dengan ayah Deris sebelum Vien sempat meminta maaf. setelah meninggalnya ayah Deris, tubuh Vien jadi gampang sakit karena selalu terpikir dengan ayahnya.


sebenarnya, ada hutang apa antara Vien dengan Ega yang membuat Vien rela meninggalkan keluarganya? lalu bagaimana kelanjutan kisah Vien? hubungan Vien dengan Ega, Edry, Audrey, keluarganya, dan para penghuni Rumah Lentera? mendingan baca sendiri aja yaa. ceritanya seru, mengalir, dan endingnya bener-bener ngga terduga. beda banget sama apa yang saya tebak-tebak sendiri di tengah-tengah cerita. penulisnya pinter bikin kita masuk ke dalam cerita tersebut.

buat saya skala 1-5 Rumah Lentera ada di skala 4 (:

okay itu aja review Rumah Lentera dari saya. sampe ketemu lagi dipostingan berikutnya (:

-best regards-
gals

"lentera itu tidak seperti lampu yang terang benderang. cahayanya redup, tapi tetap bisa menerangi orang lain. lentera tidak seperti lampu yang bisa menyala terang hanya dengan menekan tombol. banyak proses yang harus dilalui lentera sebelum bisa memberikan cahaya. dia butuh minyak, butuh sumbu, butuh api. semua itu harus dipenuhi oleh lentera sebelum memberikan cahaya, yang bahkan tidak begitu terang. tapi itulah lentera. walaupun harus melalui perjalanan yang tidak praktis untuk memberikan cahaya yang bahkan tidak begitu terang, dia tetap menyala, memberikan cahaya pada siapapun yang membutuhkannya. dia menerangi dalam keterbatasannya.." -Kak Adly
"kalo kamu belum bisa menerangi orang lain, terangilah dirimu sendiri dulu. supaya kamu bisa melihat mana jalan yang benar untuk dilalui.." -Kak Adly.

You Might Also Like

0 comment